Senin, 20 April 2009

PUISI

 Banyak sastrawan atau pengkaji puisi merumuskan tentang pengertian puisi. Dan tak jarang puisi menurut masing-masing orang yang telah mengartikannya tersebut memiliki perbedaan yang beragam. Puisi menurut Waluyo (2005:1) ialah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
 Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat, poeisis yang berarti pembuatan atau poeities yang berarti pembuat, membangun, atau membentuk. Di Inggreis, puisi itu disebut poem dan poetry yang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create, sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker (Tjahjono, 1988:4).
 Menurut Tjahjono (1988:9), puisi merupakan ungkapan pikir dan rasa yang padat dan berirama, dalam bentuk larik dan bait dengan memakai bahasa indah dalam koridor estetik.
 Menurut Altenbernd (dalam Pradopo, 2005:5-6) puisi ialah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the interpretive dramatization of experience in metrical language).

1 Ciri Puisi
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut Waluyo (2005:2-17), ciri-ciri puisi ditinjau dari unsur kebahasaannya ialah
a) Pemadatan Bahasa
Bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya.
b) Pemilihan Kata Khas
Kata-kata yang dipilih penyair dipertimbangkan betul dari berbagai aspek dan efek pengucapannya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata ialah makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau rima.
Menurut Keraf (2007:24) pilihan kata atau diksi memiliki tiga cakupan, yaitu: (i) pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. (II) pilihan kata atau diksi adalh kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. (III) pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
c) Kata Konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Menurut Jabrohim, dkk (2003:36), istilah citra atau imaji ialah gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental atau bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya.
d) Pengimajian
Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.
e) Irama (ritme)
Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi (khususnya puisi lama), irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbilkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi.
f) Tata Wajah
Dalam puisi mutakhir (setelah tahun 1976), banyak ditulis puisi yang mementingkan tata wajah, bahkan penyair berusaha menciptakan puisi seperti gambar.

2 Ragam Puisi
 Menurut Aminudin (2000:134), ditinjau dari bentuk maupun isinya, ragam puisi itu bermacam-macam. Ragam puisi itu sedikitnya akan dibedakan antara lain:
1) Puisi Epik, yaitu suatu suatu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah.
2) Puisi Naratif, yaitu puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita.
3) Puisi Lirik, yaitu puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya.
4) Puisi Dramatik, yaitu puisi yang secara objektif menggambarka perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung gambaran suatu kisah tertentu.
5) Puisi Didaktik, yaitu puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya tertam[il eksplisit.
6) Puisi Satirik, yaitu puisi yang menganding sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.
7) Romance, yaitu puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih.
8) Elegi, yaiu puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih seseorang.
9) Ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawaanan.
10) Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa maupun tanah air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar